Banyak orang mungkin masih merasa lebih ‘sreg’ mengirimkan aplikasi lamaran pekerjaan melalui pos ketimbang email. Namun, di era yang sangat dinamis dan serba cepat ini, pihak perusahaan yang membuka lowongan pekerjaan tak jarang justru meminta kandidat untuk mengirimkan resume-nya via email.

Nah, jika memang demikian halnya, maka mau tak mau kita harus mengikutinya. Mengirimkan aplikasi melalui email memang sedikit berbeda dengan jika mengirimkannya lewat jasa pos. Ada hal-hal tertentu yang harus diperhatikan oleh kandidat, sebagai berikut:

1. Gunakanlah alamat email yang mudah singkat dan mudah diingat dan “resmi”. Artinya, gunakanlah nama yang meyakinkan, jangan nickname yang aneh-aneh, misalnya justordinarygirl@…, negromanis@…, youngandcoolguyz@…Pakai saja nama Anda sendiri.
2. Kalau Anda tidak punya email official, usahakan jangan menggunakan email dari provider gratisan lokal yang umumnya lambat. Gunakan saja yahoo.com atau gmail.com yang lebih dikenal dan jelas bonafid.
3. Kirimkan berkas-berkas file dalam format .doc atau .rtf. Pastikan isinya lengkap, dari data diri hingga curriculum vitae, dan termasuk foto. Beri nama file tersebut dengan nama Anda.
4. Untuk file berupa foto, atau mungkin Anda merasa perlu juga melampirkan salinan contoh hasil karya dan sertifikat, pastikan ukurannya wajar, agar mudah dibuka.
5. Jika terpaksa mengirimkan gambar dalam jumlah banyak, satukan dalam format .zip dan berilah nama yang jelas.
6. Selain berkas-berkas yang sudah lengkap, jangan lupa beri surat pengantar yang berisi uraian singkat, mengapa Anda ingin bekerja di perusahaan tersebut. Ungkapkan seperlunya, jangan berlebihan dan tidak perlu memasukkan informasi-informasi yang tidak relevan.